Peringatan HUT ke-10 APKPI
BOGOR - Dalam sepuluh tahun eksistensinya, Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia (APKPI) berhasil menorehkan prestasi dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi pemerintah dan industri pertambangan di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh
Sunindyo Suryo Herdadi, ST., MT, Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan
Batubara pada Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, saat
memberikan sambutan pada peringatan ulang tahun ke-10 APKPI secara daring pada
Rabu (29/11).
“Momentum satu dekade ini patut kita syukuri sekaligus kami harapkan agar APKPI tetap konsisten berperan dalam menjaga dan membangun budaya keselamatan pertambangan di Indonesia,” kata Sunindyo Suryo Herdadi.
Alumni Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta yang juga pembina APKPI itu mengatakan bahwa APKPI telah berhasil menjadi mitra strategis pemerintah, khususnya ESDM serta menjadi jembatan antara negara dengan seluruh pemangku kepentingan pertambangan, khususnya subsektor Minerba.Pada kesempatan itu, Sunindyo juga meminta agar APKPI tetap konsisten membantu pemerintah menyamakan persepsi para pihak dalam rangka mewujudkan tata kelola keselamatan pertambangan yang baik. Salah satunya adalah membantu semua stakeholder, khususnya para pelaku pertambangan di Indonesia, untuk tetap patuh pada regulasi yang telah ditetapkan pemerintah dengan cara membangun komunikasi yang lebih transparan dan lebih terukur.Sementara itu, Direktur APKPI, Alwahono
Ir., MBA., MOHS dalam sambutannya mengatakan bahwa setelah 10 tahun berkiprah,
para pengurus telah berupaya sedaya upaya menjalankan visi dan misinya yaitu
ingin menjadi organisasi profesi yang mampu membangun budaya Keselamatan
Pertambangan Indonesia bertaraf internasional, tentu saja dalam perjalanannya
banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.
Alwahono, Direktur APKPI |
“Sejak terbentuk saat pertemuan teknis KAIT dan KTT di Hotel Mega Anggrek tanggal 29 Nov 2013 silam dan dinotariatkan pada 07 tanggal 17 April 2014, tentu saja ada yang berjalan baik dan ada juga yang masih harus kita perbaiki dan tingkatkan,” kata Alwahono.
Sebenarnya, kata Alwahono, jumlah anggota
APKPI yang terdaftar cukup banyak, namun yang tercatat aktif dalam berbagai
kegiatan organisasi APKPI selama ini berjumlah 1604 orang.
Dengan pengalaman satu dasawarsa dan juga
jumlah anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, sebagai salah satu pilar
keselamatan pertambangan di Indonesia, bersama-sama pemerintah dan swasta,
APKPI akan terus berkomitmen membangun Budaya Keselamatan Pertambangan
Indonesia yang bertaraf internasional sebagaimana cita-cita dan visi APKPI.
“Para pengurus APKPI juga akan terus
berupaya semaksimal mungkin untuk menjadi guru sekolah, menjadi model
keselamatan pertambangan di area kerja masing-masing, sesuai dengan cita-cita
APKPI,“ terang Alwahono yang kini juga menjabat sebagai Managing Director PT.
Allsys Media Solusi.
Pada kesempatan itu, Alwahono mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktur Pembinaan Program Mineral
dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, selaku pembina APKPI selama ini,
meskipun personelnya sudah berganti berkali-kali.
Selain itu, ia juga mengucapkan terima
kasih atas dukungan semua pihak, terutama para anggota APKPI yang sibuk di
perusahaannya masing-masing tetapi selalu menyempatkan diri untuk mengembangkan
organisasi APKPI dan tetap fokus memperjuangkan nilai-nilai dan budaya
Keselamatan Pertambangan. Baik itu secara organisasi maupun secara personal di
dalam lingkungan kerja perusahaan masing-masing.
Salah satu Dewan Penasihat APKPI, Dr.
Chandra menyampaikan dari cukup banyak kemajuan yang dicapai APKPI, sebagai
organisasi profesi APKPI tinggal meningkatkan lagi kualitasnya agar memiliki
integritas yang tinggi pula. Salah satunya, kata Chandra, adalah dengan
melaksanakan kode etik lembaga.
“Jika sudah berkualitas maka akan memiliki
integritas. Ke depan, APKPI harus memiliki kode etik profesi, atau apabila
sudah ada perlu ditingkatkan lagi,” ujar Chandra.
Dwipudjiarso, salah satu dari 25 pendiri
APKPI yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa salah satu PR APKPI
saat ini adalah bagaimana menurunkan angka kecelakaan di pertambangan yang
masih banyak terjadi. Bagaimana pun, kata dia, ini merupakan tanggungjawab
moral APKPI sebagai lembaga yang telah mendeklarasikan dirinya sebagai asosiasi
profesi yang berkomitmen menyelenggarakan tata kelola keselamatan pertambangan
yang baik di Indonesia.
“Berbagai kejadian (kecelakaan) beruntun
yang masih sering terjadi di sektor pertambangan yang dilaporkan saat ini
adalah cambuk bagi kita semua,” kata Dwi.
Pengurus Pusat APKPI, Joko Triraharjo menyampaikan bahwa dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai APKPI, ia mengakui untuk bidang riset masih membutuhkan perhatian dan ditingkatkan lagi. Untuk mengisi kekosongan akademisi yang bekerja melakukan riset-riset tersebut, pihaknya kini berkolaborasi dengan Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Darusalam Gontor.
Pengurus APKPI DPW Kalsel Denny Setiawan, mengatakan bahwa harapannya di APKPI dapat melahirkan agen-agen pengerak keselamatan pertambangan yang nanti akan bergerak di perusahaan-perusahaan, termasuk di perusahaan pertambangan yang kecil-kecil di daerah. “Terutama
dalam dua tiga terakhir ini, banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi
terkait kebijakan pertambangan dari pemerintah, sehingga kami di daerah cukup keteteran,”
kata Denny.
Kehadiran APKPI, kata Denny sangat membantu
para pelaku pertambangan yang ada di daerah untuk dapat segera mendapatkan
update serta memahami dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi.
Sementara itu dari DPW APKPI Aceh, Rahmad Zahari
mengakui bahwa di Aceh perusahaan yang benar-benar professional di bidang safety masih sangat minim. Kondisi
tersebut merupakan tantangan bagi DPW APKPI di Aceh untuk memberikan ilmu, membina
dan menumbuhkan budaya safety kepada
perusahaan-perusahaan tambang di daerah.
Kegiatan dipandu oleh Sekjen APKPI, Ade
Kuninawan dan dihadiri para pengurus dan anggota APKPI seluruh Indonesia.