Grafis & Text : Agung Budiarto (DPP APKPI bidang Media dan Publikasi)
Dalam mempertahankan kinerja sebuah organisasi dan perusahaan diperlukan adanya suatu aktivitas, perbaikan dan perubahan yang bersifat berkesinambungan,atau kita kenal dengan istilah Continuous Improvement. Kita semua pasti sering melihat dan mendengar berita bahwa banyak perusahaan yang mengalami jatuh bangun dan pada akhirnya tutup. Hal ini tidak terlepas dari ketidaksanggupan mereka dalam bertahan baik secara internal dikarenakan Cost and Expenses atau kondisi eksternal Market Competition yang sangat agresif. Makin berkembangnya Informasi teknologi mendorong konsumen lebih banyak preferensi dan pilihan dalam menentukan produk barang dan jasa yang mereka perlukan. Dengan alasan demikian akan semakin mendorong banyak organisasi dalam meningkatkan daya saing berupa peningkatan sistem manajemen perbaikan.
Perbaikan yang dilakukan bermula dari Internal Improvement dan selanjutnya akan berimbas bagi perbaikan keluar, seperti kepada pelanggan, mitra kerja, rekan, pihak ketiga dan lainnya. Selain itu hal yang tidak kalah penting dalam menjadikan Continuous Improvement ini berjalan simultan yaitu meyakinkan karyawan akan pentingnya perubahan dan perbaikan berkesinambungan ini.
Mau tidak mau pelaku dari perbaikan ini adalah “MANUSIA” yang akan ditunjang oleh material dan Procedure yang ada. Oleh sebab itu di dalam manajemen sumber daya manusia dikenal istilah “EMPOWERMENT” yang merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kinerja organisasi.
Empowerment adalah sebuah proses yang perlu dilakukan oleh setiap organisasi agar tenaga kerja mampu bekerja secara mandiri dan memiliki kinerja unggul. Hasil dari proses empowerment adalah “EMPOWERED PERSON”. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk meng-empower tenaga kerja adalah “SUGGESTION INVOLVEMENT” yaitu mendorong karyawan untuk menyumbangkan pemikiranpemikirannya melalui program “SUGGESTION SYSTEM / SISTEM SUMBANG SARAN” formal dengan sumbang saran, semua “IDE-IDE Improvement KREATIF” akan ditampung oleh perusahaan. Tidak ada ide using atau ide yang kurang baik. Kemungkinan ide tersebut belum menemukan bentuknya atau muncul pada saat yang tidak tepat.
Dengan ide karyawan, peningkatan kinerja akan muncul di sebuah Perusahaan, karena banyak kasus penghematan besar dalam satu perusahaan hasil dari ide karyawannya. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja yang cepat yaitu perusahaan menciptakan sistem yang merangsang karyawannya berpikir kreatif sehingga akan muncul ide-ide brilian yang sangat mungkin akan meningkatkan kinerja perusahaan yaitu Suggestion System / Sistem Sumbang Saran dan juga tidak lupa sebuah skema intensif bagi pemberi ide, dengan adanya “HADIAH/REWARD” bagi karyawan yang memberikan ide/ sarannya. Mengenal karakteristik perbaikan melalui system sumbang saran antara lain sebagai berikut:
PERBAIKAN BERSIFAT INOVATIF
Dikatakan bersifat Inovatif, karena perbaikannya menghasilkan kreasi-kreasi yang unik. Biasanya belum pernah ada sebelumnya, paling tidak di lingkungan perusahaan / organisasi yang bersangkutan. Pada umumnya hasil-hasil dari perbaikan melalui sistem sumbang saran selalu berupa terobosan-terobosan baru, misalnya bila menghasilkan alat/mesin, maka alat/mesin itu tidak biasa ditemukan di pasaran, jika ada, mungkin dengan spesifikasi yang berbeda. Bila mengacu pada WV model dari Profesor Shoji Shiba maka perbaikan melalui sistem sumbang saran dapat dikategorikan sebagai Proactive Improvement, hal ini dapat di-identifikasi dari:
- Perbaikan melalui Sistem Sumbang Saran selalu berorientasi pada pencegahan persoalan di masa datang.
- Menghasilkan karya-karya yang inovatif