Grafis & text : Agung Budiarto, (Anggota DPP bidang Media dan Publikasi)
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan daerah padat industri yang menghasilkan gas yang mengandung zat diatas batas kewajaran.
GAS CO/KARBON MONOKSIDA/KARBON MONO OKSIDA
Karbon monoksida adalah gas yang bersifat membunuh makhluk hidup termasuk manusia. Gas CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh darah dibanding oksigen. Pada kasus darah yang tercemar karbon monoksida dalam kadar 70% hingga 80% dapat menyebabkan kematian pada orang.
GAS CO2/KARBON DIOKSIDA/KARBON DI OKSIDA
Temperature udara di daerah yang tercemar CO2 akan naik dan otomatis suhunya menjadi semakin panas dari waktu ke waktu seperti di wilayah DKI Jakarta. Hal ini disebabkan karena CO2 akan berkonsentrasi dengan jasad renik, debu dan titik-titik air yang membentuk awan yang dapat ditembus cahaya matahari namun tidak dapat melepaskan panas keluar awan tersebut. Keadaan seperti itu mirip dengan kondisi rumah kaca tanpa AC dan fentilasi udara yang cukup sehingga disebut efek rumah kaca
GAS NO, NO2, SO DAN SO2
Gas-gas di atas akan dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernapasan ringan hingga berat.
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara yang sangat parah, akan berdampak secara langsung terhadap mata dan tenggorokan (keluar air mata, batuk, tenggorokan sakit, mata terasa perih dll). Oleh karenanya, dampak dari pencemaran udara terhadap kesehatan manusia yang paling utama adalah kerusakan kronis organ pernapasan.
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH PENCEMARAN UDARA ISPA.
ISPA sering disalahartikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Ispa meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah yang termasuk organ pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti: sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Gejala dari ISPA adalah badan pegal-pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan.Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah, rhinitis, sinusitis, faringitis, tosilitis dan laryngitis. Terapi yang diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian anti biotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat-obatan terapeutik, pemberian anti biotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obatobatan symptomatic, selain itu dengan pemberian anti biotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial. Namun pada penyakit ISPA yang sudah berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yang sudah menjadi hijau, pemberian anti biotik merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yang terlibat.
PARU-PARU HITAM
Paru-paru hitam adalah suatu penyakit paru-paru yang disebabkan karena menghirup debu batu bara dalam jangka panjang. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan pneumo koniosis pekerja batu bara, dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan komplikata. Tipe simplek biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa berakibat fatal. Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun.
Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang. Paru-paru hitam simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka juga menderita emfisema (karena merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar polutan industry toksik lainnya). Fibrosis massif progresif yang berat juga menyebabkan batuk dan sesak nafas tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberculosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat teridentifikasi pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah di mana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis massif progresif
Dilansir dari Kementrian Kesehatan; kemkes.go.id