Grafis & text : Agung Budiarto
Bencana atau krisis sudah merupakan bagian dari kehidupan manusia yang datang tanpa diduga kapan, dimana dan bagaimana terjadinya. Oleh karena ketidakpastian tersebut banyak disebabkan dari kita yang kurang peduli dan tidak pernah menyiapkan diri untuk menghadapinya.
Jika terjadi bencana atau krisis yang sesungguhnya semuanya panik dan akhirnya akan timbul korban dan kerusakan yang lebih besar, bukan saja pada manusia tetapi bisa berdampak kepada keberlangsungan sebuah usaha. Padahal, jika kita memahami dan mengantisipasi sebelumnya seperti menerapkan Business Continuity Management (BCM) / manajemen kelangsungan usaha dengan baik, dampak keparahan yang ditimbulkan mungkin dapat diminimalisir dengan baik.
Menyadari hal tersebut, sebagai perusahaan yang tanggap darurat sangat paham akan adanya program Business Continuity Management (BCM) mengajak dan sebagai persiapannya Emergency response Plan (ERP) wajib di bentuk sebagai bagian dari persiapan BCM sehingga jika terjadi bencana seperti kebakaran, pergerakan masa atau demonstrasi yang menjurus ke tindakan anarki bahkan sampai pada ancaman dan pengeboman oleh teroris, kita akan lebih siap dalam mencegah dan mengurangi terhadap dampak kerugian bisnis kita. Diharapkan dengan adanya BCM ini meskipun terjadi kecelakaan, gangguan kegiatan operasional (operational interruption), dan sebagainya, kita semua tetap dapat melangsungkan kegiatan bisnis walaupun dalam keadaan krisis.
BCM telah dikenal dalam dunia operasional tambang yang artinya Bank Cubic Metre. Namun BCM yang akan kita bahas ini bukan merupakan istilah yang tersebut di atas tetapi kepanjangan dari Business Continuity Management.
Secara harfiah BCM bisa diartikan sebuah PROSES manajemen secara menyeluruh yang mengidentifikasi potensi DAMPAK yang mengancam sebuah organisasi dan menyediakan KERANGKA KERJA untuk memulihkan kegiatan bisnis melalui RESPON yang efektif demi MENYELAMATKAN kepentingan para pemangku kepentingan, reputasi, merk, serta kegiatan bisnis yang bernilai. Lebih jelasnya organisasi atau manajemen melakukan persiapan untuk menanggulangi dampak dari bencana agar keberlangsungan bisnis tidak terganggu karena bencana tersebut.