Tim gabungan saat mengevakuasi korban ledakan tambang batubara di Sawahlunto. |
MINESAFETY -- Kementerian ESDM masih menjalani proses investigasi atas kejadian ledakan tambang batubara bawah tanah PT Nusa Alam Lestari. Pihak kemententerian belum bisa memastikan penyebab ledakan sambil menunggu hasil investigasi.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Ridwan Djamaluddin mengatakan empat orang Tim Inspektur Tambang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang dipimpin langsung oleh Koordinator Inspektur Tambang Provinsi Sumatera Barat telah tiba di lokasi ledakan untuk melakukan pemeriksaan awal.
"[Selain itu tim] koordinasi evakuasi korban, dan melaksanakan investigasi terhadap kejadian ledakan tersebut. Penyebab ledakan akan diinvestigasi lebih lanjut oleh Inspektur Tambang," kata Ridwan dari siaran pers dikutip Minesafety, Senin (12 Desember 2022).
Upaya proses investigasi berjalan lancar, maka seluruh kegiatan operasional di site PT Nusa Alam Lestari sudah dihentikan sementara waktu sampai hasil investigasi kecelakaan tambang berakibat mati itu selesai.
Menurutnya, kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan aman dan selamat mengacu pada Surat Direktur Jenderal Mineral dan Batubara nomor 06.E/37.04/DJB/2019 tanggal 15 Agustus 2019 perihal Surat Edaran Kewajiban Perusahaan terkait Tindak Lanjut Kecelakaan Tambang Berakibat Mati.
Sebagai diketahui terjadi ledakan tambang bawah tanah pada Jumat (9 Desember 2022) pada pukul 08:50 Wib. Ledakan tersebut berada di lubang nomor DC 02 tambang batubara bawah tanah PT Nusa Alam Lestari.
Perusahaan itu memiliki Izin Usaha Pertambangan Batubara Nomor SK IUP OP No.570/1338-Periz/DPM-PTSP/VII/2020, tanggal 6 Juli 2020, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Ledakan terjadi pada awal shift kerja yang terdapat 14 orang pekerja tambang berada di lubang tambang.
Hingga berita ini diterbitkan, Kementerian ESDM mencatat proses evakuasi sudah berhasil dilakukan terhadap 14 orang tersebut, dengan rincian ada 3 orang pekerja tambang mengalami luka ringan, 1 orang pekerja tambang mengalami luka bakar dan sudah dilakukan penanganan di RSUD Kota Sawahlunto, 10 orang pekerja tambang dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah 10 orang pekerja tambang tersebut sudah dibawa ke RSUD Kota Sawahlunto. Proses evakuasi tersebut oleh tim PT Nusa Alam Lestari bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, BASARNAS, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Sawahlunto, TNI, dan Kepolisian Republik Indonesia.