Tanam pohon - Sarwono Kusumaatmadja dan Pangkogabwilhan II Marsdya TNI Imran Baidirus melakukan tanam pohon di Desa Sleman, Yogyakarta, 26 Agustus 2022. |
MINESAFETY -- Lemhanas RI ingin PLN, PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) dan PT Energy Management Indonesia (PT EMI) menggelar seminar nasional membahas pemanfaatan residu pembakaran batabura atau FABA (Fly Ash dan Bottom Ash) sebagai upaya mengatasi rawan pangan di tanah air.
Deputi Bidang Pengkajian Strategis Lemhanas RI, Prof. Reni Mayerni mengatakan pemanfaatan FABA oleh masyarakat dapat lebih luas dan masif lagi supaya menjadi bagian dari solusi atas ancaman krisi pangan maka dibutuhkan seminar nasional mengangkat tema ekonomi sirkuler agar tercapai ekonomi hijau dan ketahanan pangan.
"FABA sebagai alternatif pupuk ini perlu disosialisasikan ke petani secara luas. Ada abu atau debu kok bisa menjadi pupuk, terus bagaimana pemanfaatan lainnya selain untuk pupuk misalnya untuk pembedayaan UMKM lainnya juga harus dipahami dan diterapkan oleh masyarakat,” kata Reni disela Sosialisasi/FGD Pemanfaatan FABA, pada 27 Agustus 2022.
Dia mengatakan Lemhannas mendapat tugas untuk melakukan kajian terkait dengan mencari solusi atas ancaman krisis pangan. Hal tersebut, sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo yang menaruh perhatian supaya segenap elemen masyarakat memikirkan persoalan ketahanan pangan.
"Apalagi ke depan dengan semakin berkurangnya sumber daya alam maka pupuk berpotensi semakin langka," ujarnya.
Hadir pada FGD tersebut, Sarwono Kusumaatmadja (Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK), Reni Mayerni MP (Deputi Bidang Pengkajian Strategis Lemhannas RI) dan Marsdya TNI Imran Baidirus (Pangkogabwilhan II).
Selain itu, AM Putut Prabantoro (Taprof Bidang Ideologi & Sosbud Lemhannas RI), Abdul Moein (Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion/P3E), Thomas Jusman (Ketua Umum Kadin Bangka Belitung), Lina (Pengusaha dan Alumnus PPSA XXI Lemhannas RI), Cris Kuntadi (Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dan Widyaiswara Utama Kemenhub).
Daryanto Ariadi (Ketua Task Force FABA PLN), Antonius Aris (Direktur Operasi EMI), Jati Pamungkas (Manager Niaga PT PJB), Dimas Erlangga (Manager LK3 PT PJB Services) dan Boyke (VP Business Development PT PGN Solution), Ajrun Karim (VP Lingkungan PLN) dan Mujiharjo (Dukuh Kalipentung Sleman).
Yusuf Didi Setiarto, Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa dalam rangka mewujudkan net zero emission 2060 penanganan soal FABA menjadi konsern bersama pemerintah dan PLN. FABA yang bukan merupakan limbah B3 menjadi sumber daya ekonomi sirkuler untuk dioptimalkan bagi kemaslahatan bersama.
“Dengan sinergi BUMN, Pemda, TNI, Polri, dan masyarakat luas untuk bergotong royong memberi nilai tambah FABA bagi kebutuhan rakyat. Mereka membangun jalan, rumah, sarana prasarana serta mendorong tumbuhkembangnya energi hijau untuk hidup yang lebih baik,” ujarnya.
Menurut Didi, pemanfaatan FABA sebagai material untuk bangunan rumah, jalan, jembatan, dan lain sebagainya dapat menekan biaya hingga 50% dibanding menggunakan material konvensional. Hingga saat ini, sudah ada 18,8 km jalan, ada 2 jembatan, dan sebanyak, 3.000 UMKM memanfaatkan FABA untuk berbagai keperluan tersebut.
Acara ditutup dengan penanaman tanaman pangan dan bioenergi sebagai langkah nyata upaya sirkuler ekonomi dalam menunjang program ekonomi hijau dan pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo pada berbagai kesempatan.