Tim Satgas Pengawasan Keselamatan, Keamanan Wilayah Laut Babel mendatangi puluhan ponton selam dan tower tambang ilegal timah di Teluk Kelabat, Jumat (22 Juli 2022). Foto: Pemprov Babel |
MINESAFETY -- Tim Pengawasan Keselamatan, Keamanan Wilayah Laut Provinsi Bangka Belitung (Babel) mendapati puluhan ponton selam dan tower penambangan timah ilegal di perairan Teluk Kelabat, pada.
Tim gabungan hanya mengimbau kepada penambang agar menghentikan aktivitas ponton dan ke depan mengurus perizinan legalitas jika ingin menambang. Kepala Dinas Perhubungan Babel Asban Aris mengatakan tim gabungan menerjunkan sea raider untuk mensosialisasikan dan mengedukasi para penambang ilegal timah yang ditemui di Teluk Kelabat tersebut.
"Kami mengimbau menghentikan aktivitas ponton baik selam maupun tower. Kami mengimbau agar mereka tidak lagi melaksanakan aktivitasnya hingga perizinan legal. Ada puluhan ponton di wilayah tersebut yang ditenggarai masih melakukan penambangan tanpa izin," kata Asban dari rilis Pemprov Babel dikutip Minesafety, Sabtu (23 Juli 2022).
Dia mengatakan operasi terjun ke Teluk Kelabat dengan kapal KN Damaru P. 214 milik Kementerian Perhubungan itu juga bagian sosialisasi kepada penambang ilegal timah agar menghentikan aktivitasnya tersebut karena berpotensi merusak potensi eksosistem laut.
Pada kesempatan sama, Pj Gubernur Kepulauan Babel, Ridwan Djamaluddin mengatakan ada 123.000 Hektare lahan kritis yang rusak akibat aktivitas tambang ilegal yang akan dirasakan dampaknya oleh generasi mendatang.
"Ada biaya yang pemerintah keluarkan untuk memulihkan kondisi lingkungan dan ini menjadi perhatian karena kita tidak ingin mewariskan lahan kritis ini untuk anak cucu kita," kata Ridwan.
Namun demikian, Ridwan mengutarakan timah masih sangat dibutuhkan pasar global maka pemerintah perlu menata kelola pertimahan yang ideal dengan memantau melalui jalur yang terintegasi sistem informasi batubara dan mineral.
"Sebagai bisnis, pemerintah tidak menampik selalu ada dampak negatifnya, seperti ada smelter tidak punya IUP tapi bahan bakunya ada terus. Ada IUP tapi tidak pernah ada kegiatan. Keberadaan timah yang ada di negara kita ini, khususnya Babel jangan sampai menimbulkan efek-efek negatif," kata Ridwan.