Gubernur Kalbar Sutarmidji berdiskusi dengan Bupati Mempawah Erlina Ria Norsan dan Pelindo II saat mengunjungi Pelabuhan Internasional Kijing, belum lama ini. Foto: Humas Pemprov Kalbar |
Penulis: Yanuarius Viodeogo Seno
MINESASFETY -- Selangkah lagi, pelabuhan internasional Kijing Kalimantan Barat segera resmi beroperasi dalam waktu dekat ini. Presiden RI Joko Widodo rencana akan hadir langsung meresmikan operasional pelabuhan yang digadang-gadang bakal mendongkrak perekonomian provinsi tersebut.
Selain Cruide Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit akan keluar dari pelabuhan internasional sebanyak 4-5 juta ton per tahun, potensi ekspor dari timah dan turunannya juga besar. Bank Indonesia (BI) mencatat volume ekspor komoditas bauksit pada kuartal I/2022 sebanyak 5,04 juta ton. Dengan nilai ekspornya pada kuartal I/2022 senilai US$181,14 juta atau tumbuh 94,90% walau lebih rendah dari kuartal yang sama pada 2021 lalu senilai US$241,21 juta karena ada pelarangan ekspor.
Adapun volume ekspor alumina pada kuartal I/2022 mencapai 417.800 ton atau tumbuh sebanyak 60,16% year on year (yoy) atau meningkat sebesar 21,72% atau sebanyak 312.430 ton. Penambahan kapasitas produksi alumina itu dampak dari selesainya pembangunan smelter alumina di Kabupaten Ketapang. Negara-negara mitra dagang Indonesia yang berminat terhadap komoditas tersebut juga memicu kinerja ekspor khususnya dari produk alumina.
Kepala BI Kalbar Agus Chusaini mengatakan dalam laporan perekonomiannya terdapat peningkatan serapan ekspor alumina dari Malaysia, China, Jepang, India. Ke-empat negara tersebut merupakan pangsa pasar terbesar alumina tersebut.
"Nilai ekspor alumina pada kuartal I/2022 mencapai US$157,25 juta atau tumbuh 101,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar US$119,86 juta atau 64,54% (yoy)," kata Agus dikutip Minesafety, Senin (18 Juli 2022).
Belum lama ini, Sekda Provinsi Kalbar Harisson mengatakan sejumlah komoditas dari Kalbar seperti bauksit, CPO, karet dan kayu akan menjadi produk unggulan dan membantu pemulihan ekonomi Kalbar. Pada kuartal I/2022 pertumbuhan ekonomi Kalbar sudah menunjukan keberhasilan pemulihan ekonomi sebesar 4,05% (yoy).
"Untuk perdagangan luar negeri, ekspor Kalbar ke China sebesar 36% disusul Malaysia, dan India dengan komoditas bauksit, CPO, karet dan kayu," kata Horisson.
Gubernur Kalbar Sutarmidji mengutarakan pelabuhan nanti saat beroperasi sangat penting untuk industri hilir sehingga daerah khusus Kalbar dapat menikmati pajak eskor. Maka dari itu, dia ingin percepatan pembangunan ekspor dan segera diresmikan.
"Dengan adanya pelabuhan Kijing ini, maka ke depan kapal-kapal besar bisa masuk ke sini dan tentu ini mempengaruhi harga komoditas kita. Selama ini kapal yang berlabuh di Pelabuhan Dwikora Pontianak kecil sekitar 2000 A s/d 2500 DWT," ujarnya.