Presiden Direktur PT Pamapersada Nusantara, Frans Kesuma. |
MINESAFETY -- Seminar dan workshop Mine Safety Campaign kali ini begitu spesial karena langsung dihadiri Presiden Direktur PT Pamapersada Nusantara, Frans Kesuma. Sosok salah satu penulis dari 100 tokoh buku Anak Tambang Indonesia (ATI) berjudul 'The Last Man Standing'.
Dalam seminar itu, Frans terlihat penuh antusias memberikan kata sambutan dengan topik terkait tema Mine Safety Campaign yaitu pemanfaatan teknologi dan digital dalam mencegah kecelakaan kerja.
Frans meyakini pemanfaatan teknologi mampu mencegah kecelakaan kerja khususnya di industri pertambangan sehingga harus dioptimalkan supaya kecelakaan kerja pada titik angka nol.
"Teknologi sekarang berkembang pesat, di mana industri sudah masuk dari 4.0 dan menuju 5.0. Kita [insan pertambangan] harus terus melakukan pengembangan baik research dan development terkait teknologi dan digital sehingga bisa diimplementasikan untuk pengembangan produktivitas dan kinerja keselamatan pertambangan," kata Frans, pada seminar yang dihadiri sebanyak 1.133 peserta yang berlangsung pada 16 Februari 2022.
Frans mengutarakan teknologi adalah alat untuk mencapai zero accident yang efektif apabila semua pihak sepenuh hati menjalankan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Dengan catatan, kata dia, tentu perilaku dari pekerja menerapkan SOP itu dengan baik.
Senada disampaikan oleh Hendra Hutahean sebagai Enggineering & Information System Director Pamapersada Nusantara bahwa teknologi dan digitalisasi memiliki peluang besar di industri pertambangan.
Dia menyebutkan rangkaian proses penambangan batubara sangat membutuhkan data untuk perekaman, dan pencatatan sebagai dasar seperti misalnya pengajuan proposal atau pengambilan keputusan.
"Jika selama ini dengan catatan manual sehingga hasilnya tidak efektif. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi sebagai kebutuhan cakupan luas areal pertambangan dan pengembangan [aspek kerja di bidang-bidang pertambangan] lebih baik," kata Hendra.
Berita Terkait: Pamapersada Ajak Insan Pertambangan Terbiasa Dengan Digitalisasi
Pamapersada Nusantara sudah menerapkan sejumlah teknologi-teknologi maju, seperti diutarakan oleh Hendra Hutahean. Mulai dari Slope Stability Monitoring, kata Hendra, misalnya berfungsi membaca pergerakan lereng sekitar tambang atau jika terjadi longsor baik pekerja dan peralatan operasional bisa segera dievakuasi sesecepat mungkin.
Selanjutnya, penggunaan drone inspection dan patrol. Dengan menggunakan pesawat tanpa awak itu, menurutnya, manajemen di Jakarta juga bisa melihat langsung aktivitas di wilayah konsesi di Kalimantan, Sumatra dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Teknologi lain digunakan Pamapersada Nusantara, papar Hendra, yaitu High Risk Supervision misalnya melihat ada atau tidak pengawas lokasi pertambangan. Fungsinya juga ada, kamera itu untuk membaca ada atau tidak operator yang mematuhi prosedur kerja sehingga alat itu sekaligus alarm atau panduan perbaikan kerja.
Terakhir adalah greencard dan high risiko inspection yakni teknologi melalui aplikasi yang tersedia di android atau iOS untuk menginput data dan mencatat data dari hasil inspeksi area pengawasan.
"Namun digital behavior (perilaku digital) sangat dituntut di sini, jangan sampai ini sebuah gagahan saja maka kita harus memahami peralatan teknologinya," kata Hendra.
Sementara itu, Dewan Pengawas APKPI Eko Gunarto mengatakan APKPI begitu serius mengkampanyekan keselamatan pertambangan bahkan mendatangani titik nol kilometer barat Indonesia di Sabang pada 12 Januari 2022 dan titik nol kilometer Timur di Merauke, pada 12 Februari 2022.
Dewan Pengawas APKPI, Eko Gunarto |
Tujuannya, kata Eko, supaya gaung tema keselamatan pertambangan yang tangguh dalam menghadapi era digitalisasi menyentuh insan pertambangan Indonesia.
"Kami ingin menyamakan persepsi tentang KP yang didalamnya ada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Keselamatan Operasional (KO). Fakta di lapangan masih saja menjadi sorotan hanya K3 saja tetapi KO kurang mendapatkan perhatian. Padahal kalau terjadi kecelakaan operasional maka nilai kerugiannya sangat besar," kata dia.
Eko ingin segenap insan pertambangan bersinergi bergandengan tangan membangun keselamatan pertambangan dan juga keselamatan pertambangan Indonesia mampu berkiprah di tingkat internasional.
"Kita mampu dengan cita-cita itu karena kita bangsa yang hebat dan pasti bisa," tegas Eko.
Direktur APKPI Alwahono sebagai pembicara mengutarakan manusia adalah pencipta teknologi dan jika manusia tidak dapat beradaptasi dengan teknologi maka sebagai gagahan saja.
"Era kompetensi digitalisasi sudah bertransformasi dari 4.0 ke 5.0 jadi yang mampu menghadapi digitalisasi adalah orang yang tangguh (resilient)," tuturnya.
Pembicara seminar Hendra Hutahea dan Alwahono dimoderatori oleh Khrisna Protecta |
Alwahono juga menjelaskan bahwa untuk menciptakan keselamatan yang tangguh maka perlu manusia yang tangguh (human resilient), pemimpin yang tangguh (resilient leadership), proses dan teknologi yang tangguh (proses resilient) dan organisasi dan sistem yang tangguh (resilient management).
Dari aspek perilaku walaupun perkembangan era digitalisasi tetap mememiliki peran kunci dalam suksesnya keselamatan. Perilaku, menurut Alwahono, adalah terbentuk karena faktor-faktor internal-eksternal, atau nature-nurture atau person-environment.
Selanjut alwahono menjelaskan untuk penerapan keselamatan berbasis perilaku dapat di terapkan 7 langkah penerapannya yang dikenal dengan 7 steps BBS (behavior base safety) implementation (implementasi).
Adapun 7 langkah membangun BBS yaitu identifikasi perilaku kritis (critical risk behavior), membangun model perilaku (sistem, standar dan indikator), penerapan BBS (BBS Implementation), behavior (perilaku) intervensi dan observasi teknik, analisa dan audit asessement, reward dan punishment (penghargaan dan hukuman), dan review dan tindakan berkelanjutan.