 |
| Ilustrasi: Pertambangan Batubara |
MINE SAFETY -- PT Tapin Coal Terminal dan PT Antang Gunung Meratus (AGM) menjalin kerjasama kesepakatan pengiriman batubara PT AGM kepada PT PLN sebanyak 500.000 metrik ton batubara melalui terminal TCT di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Keputusan PT AGM mendapatkan apresiasi dari PT Tapin Coal Terminal (TCT) karena dan TCT memberikan harga khusus pengiriman batubara kepada PT AGM. "Kami menyambut baik keputusan PT AGM, kami tidak takut merugi karena ini semua demi kepentingan negara," kata Markus A Wibisiono sebagai Direktur TCT usai penandatangan kesepkatan dengan Direktur AGM Deden Ramdhan di Jakarta dari keterangan pers, Kamis (20/1/2022).
TCT memberikan harga khusus sebesar Rp16.000 per metrik ton untuk pengiriman batu barat AGM kepada PLN. Adapun harga kontrak berlaku saat ini sebesar Rp60.000 per metrik ton.
Selain memberikan harga khusus, TCT juga rencana membuka jalan hauling baru sepanjang 4,5 kilometer di dekat underpass KM 101 Jalan A. Yani sebagai alternatif jalan untuk pengiriman batubara kebutuhan DMO perusahaan-perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kabupaten Tapin.
TCT memperbolehkan perusaahaan pemegang IUP menggunakan jalan hauling itu untuk tujuan kebutuhan DMO batubara melalui terminal TCT. Sebelumnya akses jalan tersebut ditutup sepihak dan merupakan akses yang biasa digunakan oelh PT AGM selama dua bulan ini.
Sebagai informasi, PT AGM menghentikan operasional pengiriman batubara pada 28 November 2021 termasuk pemenuhan kebutuhan DMO menyusul penutupan jalan dekat underpass milik TCT tersebut.
PT AGM adalah anak usaha PT Baramulti Suksesarana Tbk mengklaim mempunyai akses melewati jalan hauli tersebut berdasarkan perjanjian AGM dan PT Anugerah Tapin Persada (ATP) yang pailit pada 2010 lalu.
Namun demikian, TCT menyatakan tidak terikat dengan perjanjian tersebut karena bukan pihak dan telah membeli kembali tanah di underpass KM 101 Jalan A. Yani dari masyarakat secara sah.